Kamis, 04 Maret 2010
RENCANA PERINGATAN HARI AIR DUNIA KE 18 TAHUN 2010 DI TANJUNGPINANG
RENCANA
PERINGATAN HARI AIR DUNIA KE 18 TAHUN 2010 DI TANJUNGPINANG
I.
PENDAHULUAN
Tanjungpinang
merupakan kawasan FTZ dengan pertumbuhan penduduk 3,33 persen pertahun. Dilain sisi, daya dukung hutan dan lahan
kondisinya semakin menurun. Ketersediaan air semakin terbatas. Krisis
air terus melanda dan membuat masyarakat semakin sulit. Oleh karena itu, perlu
adanya political will dan kesadaran yang kongkrit masyarakat tentang betapa
pentingnya air bagi kehidupan, pengelolaan yang optimal agar berbagai fungsi
air sebagai penopang kehidupan senantiasa terjaga.
II.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Maksud :
Menyebar
luaskan informasi tentang pentingnya air bagi kehidupan masyarakat di segala
bidang pada masa kini dan masa yang akan datang.
1.
Meningkatkan
kesadaran dan kepedulaian serta tanggung jawab para pengambil kebijakan,
stakeholder, swasta dan masyarakat Kota Tanjungpinang akan pentingnya peningkatan
kwalitas air bagi meningkatkan kwalitas hidup.
2.
Mendorong
Political Will Pemerintah Daerah untuk meningkatkan cakupan pelayanan dan akses
air bersih terhadap masyarakat Kota Tanjungpinang.
3.
Meningkatkan
peranan perempuan dalam pengelolaan sumber daya air baik domestik maupun di luar
rumah.
4.
Menumbuhkembangkan
nilai-nilai budaya melayu dan melestarikan Syair dikalangan pelajar dan
sekaligus sebagai wahana seni dan religi untuk menyampaikan pesan betapa pentingnya
air bagi kehidupan.
o
UUD 1945
o
UU
Nomnor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
o
UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
o
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
o
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
o
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Dewan Sumber Daya Air
o
Akte
Notaris Desi Indriani, SH Nomor 25
tanggal 4 Oktober 2005
o
NPWP
Badan. LSM ALIM : 02.999.065.7.214.000
o
Surat
Keterangan Terdaftar dari Kantor KESBANG DAN LINMAS Provinsi Kepulauan Riau
Nomor : 59 /KESBANG / XI / 2005
o
Surat
Keterangan Terdaftar dari Kantor KESBANG DAN LINMAS Kota Tanjungpinang Nomor :
18/KKBPM/LSM/XI/2008
o
AD/ART LSM Air, Lingkungan dan Manusia (ALIM)
Provinsi Kepulauan Riau
o
Rapat Pengurus LSM ALIM Provinsi Kepri Tanggal 1
Februari 2010
IV.
NAMA,
BENTUK DAN TEMA KEGIATAN
Nama : Peringatan Hari Air Dunia Ke - 18 Tahun
2010
(Kerjasama dengan PEMKOT Tanjungpinang).
Bentuk : Dialog Interaktif – Aksi Simpatik – Lomba
Syair Air – Pentas
Air
- Pidato Politik Kepala
Daerah – Pers Confrence & Public
Opinion
Tema : Communicating
Water Quality Challenges and Opportunities
Sub Tema Kegiatan :
“Kwalitas Air Menentukan Kwalitas Hidup”.
o
Dialog Interaktif RRI Tanjungpinang
(Durasi 60 menit)
Narasumber : Walikota Tanjungpinang (Dra. Hj. Suryatati)
Bupati Bintan (H. Ansar Ahmad)
Ketua Umum LSM ALIM (Hj.R. Syahniar Usman)
Ketua LSM ALIM (Kherjuli)
o
Dialog Interaktif RRI Tanjungpinang
(Durasi 30 menit)
Narasumber : Menteri Pekerjaan Umum RI (Ir. Kirmanto, Msc)
Ketua LSM ALIM (Kherjuli)
o
Aksi Simpatik
Pembicara Kunci : Ketua LSM ALIM (Kherjuli)
Peserta : Laskar Air dan Perempuan Peduli Air dan
Pengurus
LSM ALIM Provinsi Kepulauan Riau
o
Lomba Syair Air
Peserta : Pelajar tingkat SLTA Sederajat Se- Provinsi
Kepulauan Riau
Dewan Juri : Ketua Dewan Kesenian Provinsi Kepulauan Riau
o
Pentas Air dan Pidato Politik Kepala
Daerah
Pembicara Kunci : Gubernur Kepulauan Riau (Drs. Ismeth Abdulah)
Ketua BPP SPAM Pusat (Ir. Rahmad Karnadi,
MT)
Peserta : Para Pemangku Kepentingan (stakeholder)
Bupati/Walikota se - Kepri
Pemenang
Lomba Syair Air
Perempuan Peduli Air
Laskar Air
Undangan
o
Pers Confrence & Public Opinion
Pembicara Kunci : Ketua Umum LSM ALIM (Hj. R. Usman Draman)
Narasumber : Kherjuli
VI.
CAKUPAN, TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Cakupan : Kota
Tanjungpinang
Tempat Pelaksanaan : Studio
RRI Tanjungpinang dan RRI Batam – Simpang Lampu
Merah Lapangan Pamedan A Yani –
Media Internet – Gedung
Aisyah – Media Massa
Tanjungpinang
Waktu Pelaksanaan : 1
Maret 2010 s/d 23 Maret 2010
Pembulatan = Rp. 20.000.000,-
I.
TATA
CARA PELAKSANAAN
o
Penandatanganan Naskah Kerjasama Pelaksana Program
Bantuan Kemitraan antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dengan dengan LSM AIir,
Lingkungan dan Manusia (ALIM).
o
Pencairan Dana dari Bendahara Keuangan Pemko Tanjungpinang
untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Naskah Kerjasama yang telah ditandatangani.
o
Konfirmasi dan seting tempat, waktu dan anggaran
pelaksanaan kegiatan dengan pihak terkait.
o
Mengundang Walikota Tanjungpinang dan Unsur
Muspida, Pembicara Kunci, Narasumber dan peserta kegiatan sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
o
Melaksanakan
Kegiatan sesuai tata tertib acara.
o
Membuat
rangkuman hasil kegiatan dalam bentuk Visual/Print Out Paper/Photo.
II.
PEMBIAYAAN
DAN MEKANISME PENYALURAN
o
Anggaran belanja pelaksaan kegiatan bersumber
dari APBD Kota Tanjungpinang TA 2010 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).
o
Melampirkan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
kegiatan.
o
Mekanisme penyaluran dana dilakukan secara Langsung
(LS) ke Rekening LSM Air, Lingkungan dan Manusia (ALIM) No. Rekening : 0174-01-029548-50-7 Bank BRI 0174 Cabang Tanjungpinang.
III.
PELAPORAN
PELAKSANAAN
Pelaporan
pelaksanaan kegiatan disampaikan 14 (empat belas) hari setelah kegiatan
dilaksanakan sesuai ketentuan laporan dalam Pedoman Pelaksanaan Kerjasama
Program Kemitraan dengan LSM Air, Lingkungan dan Manusia (ALIM).
IV.
SUSUNAN KEPANITIAN
Pelindung : Hj. R. Usman Draman
Penanggungjawab
: LSM ALIM Provinsi Kepri
PANITIA
PELAKSANA
Ketua Pelaksana : Kherjuli
Sekretaris Drs. Sofyan Haris
Bendahara :
Kheryadi
Seksi
Kesekretariatan :
E. Hasanah
Seksi Publikasi
:
Marsudi
Seksi Perlengkapan
: Arkardius
Seksi
Transportasi :
Erel Nopardi
V.
RENCANA
ANGGARAN BIAYA (RAB)
Terbilang : (Dua Puluh Juta Rupiah)
VI.
PENUTUP
Demikian
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Program Kemitraan Pemerintah Kota Tanjungpinang dengan
LSM Air, Lingkungan dan Manusia dalam rangka Peringatan Hari Air Dunia ke 18
Tahun 2010 di Kota Tanjungpinang yang kami sampaikan untuk menjadi perhatian
dan semoga dapat terealisasi sesuai ketentuan yang berlaku.
Tanjungpinang, 1 Maret 2010
LSM AIR, LINGKUNGAN DAN
MANUSIA
PROVINSI KEPULAUN RIAU
SULIT AIR
SULIT AIR
Cuaca panas beberapa minggu terakhir ini membuat sejumlah sumur milik warga di Jalan Nuri Kampung Mekar Jaya KM 7 dan daerah lainnya di Tanjungpinang menjadi kering. Untuk keperluan mandi dan mencuci sehari-hari, warga terpaksa harus mencari air alternatif seperti mengungsi mandi dan mencuci di rumah keluarga atau membeli air lori tangki seharga Rp 40.000 permeter kubik. Sedangkan untuk keperluan minum, warga harus membeli air isi ulang seharga Rp. 4.500 pergalon.
Jaringan pipa distrisbusi PDAM belum menjangkau kawasan itu. Padahal jaraknya tidak sampai 700 meter kalau disambung dari komplek Pemda Batu 7 atau dari Muhamadiyah batu 8 atas. Namun kenyataannya warga masih disulitkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam jumlah yang cukup merata dan mutu yang baik.
Dari sejumlah warga yang tinggal di jalan Nuri itu terdapat rumah Ketua LSM Air, Lingkungan dan Manusia (ALIM) Kherjuli. Aktivis Air yang dikenal getol menyuarakan pelayanan air minum PDAM dan Sumber Daya Air di Pulau Bintan itu ternyata belum mampu mengakses air Pemerintah/PDAM.
Ditemui di rumahnya, Ketua LSM ALIM Kherjuli mengatakan bahwa kebanyakan sumur warga di Kampung Mekar Jaya ini tidak ada mata airnya dan hanya untuk tadah air hujan. Apablia 2 hingga 3 minggu saja tidak turun hujan, maka air bawah tanah tersebut akan habis dan tidak dapat disedot lagi. Kami sekeluargapun terpaksa harus mengungsi mandi dan mencuci ke rumah adik di Kijang Kencana atau di batu 9. Kalau ada uang lebih, baru kami membeli air lori tangki dan itupun hanya 1 kubik (sekitar 5 drum) saja karena kami hanya memiliki drum air sejumlah itu.
Ketika ditanyakan kenapa tidak berlangganan air PDAM saja, Kherjuli terdiam sejenak. ”Kami sekeluarga dapat memahami dan tidak pernah minta diprioritaskan. Siapa sih yang tidak butuh air ? Warga disini juga sudah lama berharap bisa berlangganan PDAM. Tapi ya harus bagaimana lagi ?
Pernah suatu pagi, air di bak mandi hanya tinggal satu ember sedang dan hanya bisa buat mandi 3 orang saja. Kami sekeluarga di rumah berempat. Akhirnya Saya yang mengalah dan hanya cuci muka lalu bergegas pergi ke stasiun Radio sebagai narasumber dalam acara dialog interaktif bersama Ketua BPP SPAM Jakarta membahas tentang seputar masalah Tarif PDAM. Saya katakan bahwa Tarif PDAM mesti disesuikan agar cakupan pelayanan PDAM dapat diperluas. Bukan saja di Jalan Nuri tetapi juga di daerah lain yang belum terjangkau layanan PDAM.
AIR YANG UNIVERSAL
AIR YANG UNIVERSAL
Berbicara tentang air memang kita dibawa kepada persoalan yang sangat
universal dan memiliki kompleksitas yang begitu tinggi. Hal itu dikarenakan air
memiliki fungsi sosial yang sangat universal bagi kehidupan manusia dalam
segala bidang. Tidak ada satupun manusia di bumi ini yang dapat hidup tanpa
air. Manusia pasti memerlukan air untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya mulai dari
yang paling mendasar hingga dalam bentuk hiburan dan lain sebagainya. Mulai
sejak manusia dilahirkan hingga Ia harus diusung ke liang lahat. Bayi yang baru
dilahirkan juga butuh air. Proses kelahirannya juga ditandai dengan pecahnya
air ketuban sang Ibu. Bidan dan tenaga medis yang membantu proses kelahiran
manusia itu juga memerlukan air. Selain untuk keperluan membersihkan peralatan
medis juga untuk mencuci tangan dan pakaian yang telah digunakan. Si Ibu juga
butuh air agar senantiasa dapat menyusui bayinya. Hebatnya lagi, ternyata
proses kelahiran manusiapun dapat dilakukan di dalam air dan itu sudah berhasil
dilakukan dengan hasil yang memuaskan. Dan yang tak kalah menariknya adalah
manusia selain Nabi Adam dan Nabi Isa, terlahir dan berasa dari setetes air.
PEREMPAUAN PEDULI AIR
PEREMPAUAN PEDULI AIR
Seringkali bila tidak ada air, kaum perempuan terutama ibu-ibu rumah tangga merasa gerah dan gelisah. Hampir semua urusan rumah tangga memerlukan air. Untuk masak, mencuci, mandi dan minum membutuhkan air dalam jumlah yang cukup tersedia. Pekerjaan rumah tangga yang dilakukan kaum perempuan hampir tiada henti-hentinya, dilakukan setiap hari mulai dari pagi hingga menyambut datangnya pagi kembali. Semua pekerajaannya membutuhkan air. Oleh karena itu maka wajar bila kaum perempuan terutama istri/Ibu merasa gerah dan gelisah bila tak dapat air. Dorongan didalam diri kaum perempuan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai istri/ibu agar pemenuhan kebutuhan dasar bagi keluarga, terutama anak-anak, tidak dapat dielak. Karena selain kewajiban tadi, yang pasti suami atau anak-anak mereka juga akan menjadi kesulitan untuk melanjutkan aktivitasnya di kantor maupun di sekolah.
Perasaan gerah dan gelisah kadang-kadang diikuti pula perasaan emosi dan marah karena sulitnya mendapatkan air. Soal tenaga masih bisa diatur. Menimba dan mengangkat air dari tempat tetangga tidak jadi persoalan yang penting airnya ada. Bila tidak, membeli airpun tidak menjadi masalah asalkan air yang telah dipesan, datang sebelum persediaan air di rumah habis. Nah,.. Ketika hampir habis inilah biasanya kaum istri/ibu terusik semosinya dan menjadi marah. Sasaran kemarahannya pun tak lain adalah suami atau anak-anaknya. Mau marah tetangga atau pengusaha tidak cukup dasar. Mau marah Pemerintah, Pemda dan Pengelola, buang-buang energi saja dan akan menambah emosi. Lalu,.. biasanya terlebih dahulu sering diawali dengan perubahan ekspresi wajah, lau perubahan perkataan dan akhirnya sikap. Semakin tinggi emosinya akan semakin sulit dikendalikan. Akhinya kaum istri/ibu sudah tidak bisa menyembunyikan perubahan-perubahan sikap tadi terhadap orang-orang yang berisiko rendah (suami dan anak-anak) terlebih dahulu untuk dilepaskan. Wajahnya ”retak-retak” dan suaranya sedikit melengking. Ibarat tanah kering sudah menjadi retak karena sudah terlalu lama tidak mendapat air. Suhu udara yang panas semakin membuat suhu emosinya tidak terkendali lagi. Lalu konflik rumah tanggapun terjadi. Pertengkaran antara suami istri tidak dapat dielakkan lagi. Kelangkaan air disinyalir sebagai pemicu terjadinya konflik di dalam rumah tangga. Waduh,.. Dasyat juga ya ?
3 LITER AIR UNTUK MANDI SIBUAH HATI
3 LITER AIR UNTUK MANDI
SIBUAH HATI
Air,........... !
Teriakan itu berulang kali dilontarkan M. Rizal, anak LA yang tengah berada
di kamar mandi. Ia berteriak supaya LA menyediakan air untuk keperluan mandi
sebelum berangkat ke sekolah pagi itu. Air yang telah LA siapkan ternyata tidak
cukup, dan sudah habis Ia gunakan untuk keperluan membersihkan kotorannya
sendiri. Biasanya Ia jarang buang air besar di pagi hari tetapi tak tahu
kenapa, pagi itu Ia lama keluar dari kamar mandi karena harus melakukan ”ritual
buang hajat” terlebih dahulu.
Air yang LA siapkan memang tidaklah terlalu banyak. Hanya satu ember kecil berwarna
hitam yang biasa digunakan tukang bangunan mengangkat adonan semen. Kira-kira
volume airnya berukuran 3 liter saja atau kurang lebih sama dengan 3 botol air
mineral besar. Bukan 3 galon air minum
isi ulang. Itu sudah terlalu banyak. Kalau sejumlah itu, Wah,.. Bisa pesta air M.
Rizal di dalam kamar mandi sambil bersenandung ria dengan menyanyikan lagu-lagu
orang dewasa yang tak pernah tuntas Ia nyanyikan. Sudah seperti itu, Ia
bernyanyi tak beraturan mulainya. Kadang-kadang dinyanyikan dari awal dan
kadang-kadang Refrinya dulu. Suaranya parau namun semangatnya untuk tetap menghibur
dirinya sendiri sebelum pergi ke sekolah menimba ilmu cukup tinggi. Suaranya
lumayan juga sih. Cuman liriknya kadang-kadang diplesetkannya. Dari jarak yang
dekat dengan LA terdengar seuntai lirik lagu yang sempat hits, yang dinyanyikan
gadis cantik berpostur tinggi yaitu Luna Maya. Syukur lirik lagu tersebut tidak
diplesetkannya. Lirik lagu itu sering Ia nyanyikan didalam kamar berukuran
sedang seukuran dirinya. Ni dia, ”SUARA DENGARKANLAH AKU, APA KATANYA...”. Begitulah
pesta air yang sering M Rizal lakukan pada saat persediaan air di kamar mandi lagi
banyak.
Hari-hari sebelumnya, sebelum berangkat ke sekolah, 3 liter air itu cukup
Ia gunakan buat keperluan mandi. Anak kecil yang duduk di bangku kelas 1
Sekolah Dasar itu memang tidak pernah protes terhadap volume air bersih yang
disediakan LA setiap hari, apalagi pada saat air sumur kering seperti sekarang
ini. Apakah memang Ia senang mandi dengan sedikit air, LA belum sempat
menanyakan kepadanya. Tetapi yang jelas, meskipun sedikit, Sang Buah hati LA bisa
merasakan segarnya (fresh) tubuh bila
disirami air di waktu pagi. Terutama di bagian kepala supaya otak kiri dan otak
kanannya sedikit ”encer” atau bisa menerima pelajaran yang disampaikan Guru di
sekolah. Benar gak ya ? Soalnya, ada juga sih anak-anak yang seusianya yang
mandi dengan air yang berlimpah (lebih dari 3 liter) tetapi otak kiri dan otak
kanannya tetap saja ”beku” atau tak mampu menangkap apa yang disampaikan
guru-gurunya di sekolah. Nilai hariannya rendah. Kemampuan membaca dan menulis
juga masih relatif kurang. Kalaulah benar
encer, pasti orang tua yang memiliki anak-anak yang kurang berprestasi di
sekolah akan berusaha menerapkan pola mandi baru yaitu dengan menyiram kepala
anak dengan air yang lebih berlimpah dan bahkan bila perlu kepalanya direndam
di dalam baskom untuk beberapa saat supaya lebih encer. Wah gawat tuh. Bukan
segar lagi tu namanya, tapi lemas dan kedinginan dan bisa berakibat fatal. Wah sepanjang
yang LA ketahui, gak ada referensinya yang mengatakan ada relefansi antara air,
otak anak-anak dan kecerdasan berpikir. Kalo memang gak ada maka, ”JANGAN
DITIRU ADEGAN INI !”.
Celoteh air tidak selamanya memberikan manfaat ilmu bagi para peduli air
tetapi dapat pula memberikan manfaat hiburan agar para peduli air tergelitik
hatinya dan bisa tertawa, meskipun tidak lepas karena memiliki kendala dengan
gigi. Bagi yang bisa tertawa dengan lepas, LA mengucapkan terimaksih semoga
kandungan air yang berada di dalam tubuh Anda akan merespon perilaku gembira
Anda sehingga diharapkan air didalam tubuh Anda bisa mengalir bersama darah
keseluruh organ tubuh secara sempurna. Dengan demikian, bila darah sudah mengalir
sempurna (tidak ada penyumbatan, bocor, hemoglobinnya normal) maka berbagai
jenis penyakit dapat dihindar, terutama penyakit kekurangan darah. Sebab
persediaan darah di lembaga donor darah sekarang cenderung menurun dan semakin
terbatas. Oleh karena itu, LA menyarankan agar selalu minum air putih dalam
jumlah yang cukup dengan mutu yang baik.
Kembali kepada fenomena mandi dengan 3 liter air, LA sebenarnya sangat
prihatin dengan kondisi yang terjadi di rumah LA saat ini. Mungkin sama halnya
dan terjadi pula di rumah tangga yang lain. Cuaca panas di Kota Tanjungpinang
membuat sejumlah sumur milik warga kering kerontang. Sementara, air PDAM belum
bisa diakses dan sebagai alternatif harus membeli air lori tangki dari
pengusaha. Itupun tidak terlalu mudah di dapat. Air yang telah dipesan
memerlukan waktu dua hingga tiga hari baru bisa disuplai ke rumah. Alasannya,
permintaan air pada musim panas sangat tinggi.
Jaringan pipa distribusi PDAM belum mampu menjangkau kawasan perumahan LA. Sudah
berulang kali LA menyampaikan kepada pihak pengelola agar dipasang jaringan pipa
di lokasi itu, namun alasannya lagi-lagi menyangkut sejumlah uang. Pihak
pengelola mengalami kesulitan keuangan. Dilain sisi, warga juga belum mampu
secara swadaya mengadakan jaringan pipa distribusi itu. Akhirmya, ya seperti
itu. Air bersih milik Pemda belum bisa diakses dengan mudah dan murah. Waduh.....
repot juga ya. Sebenarnya pengadaan jaringan distribusi itu menjadi tanggung jawab Pemda dan pengelola, tapi
kenyataannya masih saja belum bisa di wujudkan. Begitulah, ”JANGAN DITIRU
PERBUATAN ITU !.”
Jumat, 26 Februari 2010
AIR BUPATI ?
AIR BUPATI ?
LA tak dapat menahan tawa yang pecah berhamburan diatas meja di depan Koran harian pagi terbitan local. Semburan air yang keluar dari mulut LA tidak dapat ditahan lagi. Tekanannya cukup lumayan. Tampak kelihatan bercak-bercak membasahi kertas Koran yang kusam. Dari judul berita itu saja LA sudah dapat menebak isi berita yang bertuliskan huruf-huruf berukuran kecil yang tidak dapat dibaca, bila tidak menggunakan kacamata. “Maklumlah,.. mata LA sudah tidak normal lagi dan memerlukan penanganan medis untuk normalisasi”.
Ada gambar sejumlah warga di bawah judul di Koran itu. Tampaknya mereka sedang galau dan risau karena air yang sebelumnya mengalir ke rumah mereka sekarang terhenti total. Ape pasal tu ? Tulah,.. Pemilik pipa-pipa itu yang tak lain adalah Bupati sudah tidak mampu mengalirkan air ke rumah warga karena tak lagi memiliki dana untuk biaya pemeliharaan dan perawatan. Bupati berada di Jakarta untuk menjalani sidang di Pengadilan Tipikor. Keluarga Bupati yang mengurus system pendistribusian air ke warga mengaku tidak lagi memiliki biaya untuk perawatan.
“Tulah,.. Kalo gratis seperti itu akhirnya. Apalagi pengelolaannya tidak mengikuti system yang sebenarnya yang diatur menurut ketentuan yang ada. Memang setiap orang bisa mengelola Sumber Daya Air tetapi tidak seenak-enaknya saja. Ada aturan dan mekanisme hukum, kelembagaan, tekhnik dan keuangan yang harus diikuti sebab Air dikuasai oleh Negara untuk kemakmuran masyarakat di segala bidang ? Sebagai seorang Bupati mestinya tahu hal itu. Niat baik saja belum cukup tetapi harus dibarengi cara pelaksanaan yang tepat dan baik pula.
Mengadakan pipa-pipa dari sumber air dan menghubungkannya dengan rumah-rumah warga, kemudian dialirkan airnya lalu dinikmati setiap hari dalam volume yang tak terukur dan secara gratis, sebenarnya ada sisi baiknya yaitu warga bisa menikmati air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Gratis lagi. Wah enak dong. Buat sumur saja harus pake uang. Kemudian harus mengeluarkan uang lagi setiap bulannya untuk biaya pemakaian listrik karena air yang berada di dalam tanah disedot menggunakan pompa. Sisi kurang baiknya, kenapa hari ini warga tidak bisa lagi menikmati air itu ? Padahal air dibutuhkan sepanjang waktu. Apalagi di saat intensitas curah hujan relatif kecil dan air sumur sudah mengering, warga tentu sangat membutuhkannya.
“Tak punya biaya pemeliharaan untuk merawat kebocoran ?”. Terus,.. Perencanaan awalnya seperti apa kemaren ? Kenapa ada Air Bupati dan ada Air PDAM, ada air gratis dan ada air bayar ? Bukankah PDAM itu sendiri merupakan BUMD yang modalnya mayoritas dimiliki Kepala Daerah ? Bukankah Sistem Penyediaan Air Minum juga harus memperhatikan aspek kontiniutas pengaliran, alokasi air yang terukur, pembiayaan yang jelas dan hak dan kewajiban antara pengelola dan pemakai jasa ? Hanya Bupati lah yang tahu.
Dua tahun lalu, LA sudah mendapatkan informasi tentang rencana itu dari salah seorang Pegawai PDAM di daerah itu. LA tertawa ketika itu. Lalu LA memberikan masukan kepada Pegawai PDAM itu agar di konsultasikan kepada Pemerintah Daerah setempat dengan membawa bukti-bukti dan aturan main SPAM yang sebenarnya. LA menduga, muatan politisnya sangat kental karena Bupati, diusung oleh partai politik pada Pilkada. Bupati juga pengurus Partai Politik. LA hanya bisa memberikan masukan saja. Pernah permasalahan itu LA sampaikan disalah satu koran lokal tetapi tidak diterbitkan. Tak tahulah,..
Mudah-mudahan saja warga dapat kembali menikmati air bersih dengan sistem yang tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari. LA prihatin dan ikut merasakan apa yang dirasakan warga.
Dialog Air
Dialog Air
Tadi pagi mulai pukul 7.30 wib sampai dengan pukul 08.00 wib, untuk
kesekian kalinya LA kembali diundang RRI Regional Tanjungpinang sebagai
narasumber dialog interaktif. Bertempat di Studio RRI Regional Tanjungpinang,
Jalan Ahmad Yani No 2 Tanjungpinang, kali ini LA bersama Direktur PDAM Tirta
Kepri bapak Ir. Abdul Kholik F, MM yang baru saja dilantik Gubernur
Kepri pada hari Jumat (19/2). Beliau terpilih sebagai Direktur PDAM Tirta Kepri
melalui hasil Fit and Proper Test oleh Tim UI dan Tim
Independen yang dibentuk Gubernur Kepri.
Pada kesempatan itu Abdul Kholik memaparkan secara gamplang terobosan yang
segera Ia lakukan untuk meningkatkan pelayanan air minum di Ibukota Provinsi
dan Bintan, antara lain akan berupaya menekan tingkat kebocoran air yang sangat
tinggi yaitu sekitar 50 persen. Ia menjelaskan akan mulai bekerja dengan
mempelajari hasil audit BPK yang berjumlah 22 temuan. Saat ini Ia mengatakan
sedang melakukan peninjauan ke lapangan, menjajaki sistem produksi, distribusi
dan memantau kebocoran dan menggelar rapat dengan bawahannya di kantor. Abdul
Kholik menjawab berbagai pertanyaan dari 5 (lima) orang dalam dialog yang berdurasi
30 menit itu.
Di tempat yang sama, LA lebih menekankan upaya pemulihan keuangan PDAM
Titra Kepri melalui program restrukturisasi utang PDAM lewat Kementerian
Keuangan dan Penyesuaian Tarif Air agar PDAM Tirta Kepri dapat keluar dari
persoalan kesulitan keuangan sehingga tingkat kebocoran dapat ditekan.
Disamping itu juga LA menyoroti Sumber Air Baku PDAM antara lain Waduk Sei
Pulai, Kolong Enam Kijang dan Sungai Jago Tanjung Uban yang perlu segera
dinormalisasi mengingat debit airnya semakin mengalami penurunan dan keberadaannya
sudah sangat memperihatinkan. Sementara laju pertumbuhan penduduk di Pulau
Bintan tidak dapat ditahan.
Dialog interaktif kali ini merupakan yang kedua kalinya di ikuti LA di awal
tahun 2010. Sebelumnya pada bulan Januari lalu juga hadir di studio RRI
mengupas masalah Kenduri Air dan Laskar Air serta Kebakaran Hutang Lindung
Sungai Pulai.
KEGIATAN DIALOG INTERAKTIF
LASKAR AIR 2006 – 2010
NO
|
NARASUMBER LAIN
|
JABATAN
|
WAKTU
|
|
1.
|
Ir. Karya Hermawan
|
Kepala BLH Kab. Bintan
|
22 Maret 2006
|
|
2.
|
Yudi Carsana
|
Ketua Pansus PDAM
|
Tdk ingat
|
|
3.
|
Lis Darmasyah
|
Anggota DPRD Kepri
|
Sda
|
|
4.
|
DR. Harry Azis
|
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI
|
April 2009
|
|
5.
|
Zulhidayat, S.Hut
|
Kepala Seksi KPPHE
|
Mei 2009
|
|
6.
|
DR. Noraida Mokhsen
Ir. Dadan
Drs. Rahminudin
|
Asisten Ekabang Prov Kepri
Kabid SDA PU Prov Kepri
Kabiro Administrasi Ekonomi
|
Jun 2009
|
|
7.
|
Sulimin
|
Kepala BMG Tanjungpinang
|
Juli 2009
|
|
8.
|
Drs. Andi Nugroho
Dwi Purbo
|
Pjs. Direktur PDAM Tirta Kepri
Kasi Distribusi PDAM Tirta Kepri
|
Juli 2009
|
|
9.
|
Ir. Rahmat Karnadi, MM
|
Ketua BPP SPAM Jakarta
|
||
10.
|
Hj. R. Syahniar Usman
|
Ketua Umum LSM ALIM
|
9 Jan 2010
|
|
11.
|
dr. Kartini
Zulhidayat, S.Hut
Andi Anhar Chalid
|
Kepala Dinas Hutbun Kab. Bintan
Kasi Kehutanan KPPHE Tpi
KETUA Dewan Pengawas PDAM
|
12 Jan 2010
|
|
12.
|
Ir. Abdul Kholik F, MM
|
Direktur PDAM Tirta Kepri
|
24 Feb 2010
|
Sumber : Data
olahan LSM ALIM 2010
SOSIALISASI PEMBANGUNGAN KEHUTANAN KABINET INDONESIA BERSATU II
Teman-teman Peduli Air,..
Bertempat di Hotel
Confort Tanjungpinang, hari Selasa 22 Februari 2010, LA diundang Sekretariat
Daerah Provinsi Kepri untuk mengikuti “SOSIALISASI
PEMBANGUNGAN KEHUTANAN KABINET INDONESIA BERSATU II’. Acara dimulai pada
pukul 10.30 wibb yang diikuti dari unsur Dinas terkait di Provinsi Kepri, Kota
Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan, TNI, Kejaksaan, Mahasiswa, Akademisi, BP
DAS dan LSM yang diperkirakan berjumlah sekitar 100 orang. Acara tersebut dipandu oleh Kepala BP DAS Kepri sebagai
moderator dan Keynote Speaker dari Pusat Informasi Kehutanan Kementerian
Kehutanan Jakarta, Bapak Sugeng.
Dalam pemaparannya, Bapak Sugeng menjelaskan bahwa
Pembangunan Kehutanan Kabinet Indonesia bersatu II itu merupakan hasil
pencapaian 100 hari Pemerintahan SBY dan Budiono. Ada 8 Program prioritas yang
telah dirumuskan dan menjadi Misi Kementrian Kehutanan (2010-2014), yaitu :
- Pemantapan Kawasan Hutan
- Rehabilitasi
Hutan dan Peningkatan Daya Dukung DAS
- Pengamanan
dan Pengendalian Kebakaran Hutan
- Konservasi
Keanekaragaman Hayati
- Revitalisasi
Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan
- Pemberdayaan
Masyarakat di dalam dan sekitar Hutan
- Mitigasi
dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan
- Penguatan
Kelembagaan Kehutanan
Setelah selesai pemaparan oleh Keynote Speaker, moderator memberikan
kesempatan kepada Audiens untuk bertanya atau menyampaikan tanggapannya seputar
materi tersebut.
LA mendapat kesempatan pertama menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh keynotespeaker. Pada kesempatan itu LA menyampaikan perlunya pengembalian
kawasan Kebun Sawit menjadi Hutan Lindung di Kawasan Lindung Sei Pulai. Karena
negara sudah sangat tegas menetapkan hutan adalah hutan dan kebun adalah kebun.
Sebagaimana ditemukan di lapangan (lokasi hutan lindung) kebun sawit sudah
merubah keberadaan hutan lindung sungai pulai. Luasnya diperkirakan 100 Ha
lebih. Bahkan keberadaan pohon-pohon sawit itu berada sangat dekat dengan Waduk
Sei Pulai. Jaraknya 10 -20 meter dari bibir waduk yang merupakan sumber air
baku PDAM Tirta Kepri bagi memenuhi kebutuhan masyarakat Tanjungpinang.
Implikasinya, daya dukung hutan dan lahan menjadi semakin menurun. Akibatnya
ketersediaan air menjadi semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan menyusutnya
air permukaan waduk sei pulai hingga mencapai 4,5 meter dari mistar pengukur
PDAM. Kapasitas produksi PDAM menjadi terganggu. 5 dari 7 pompa penyedot air
(intake) PDAM tidak dapat difungsikan karena telah menggantung dan berada di
atas permukaan air. Padahal sudah beberapa kali di perpanjang oleh PDAM supaya
dapat berfungsi. Akibatnya lagi, produksi air PDAM menurun dari keadaan normal 230
l/dt menjadi hanya 100 l/dt. Krisis air bersihpun melanda Kota Tanjungpinang.
Pertanyaannya, ”Butuh berapa hari kah untuk mengembalikan kebun sawit tersebut
menjadi hutan ?”. Soalnya permasalahan tersebut sudah seringkali dibahas oleh
instansi terkait tanpa solusi kongrit, karena dilapangan masih ditemukan
pohon-pohon sawit.
Acara yang berakhir pada pukul 13.00 wibb mendapat respon dari audiens
mengingat Hutan dan Air seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahka.
Pohon-pohon juga butuh air untuk hidup. Cuman tidak serakah manusia, yang bisa
membuat manusia-manusia lain kesulitan air bersih dan pohon-pohon menjadi mati
akibat ditebang dan dijarah. LA yakin, temen-temen tidak termasuk golongan itu.
Coba temen-temen berikan pendapat dan komentar tentang hal tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)