Jumat, 26 Februari 2010

SOSIALISASI PEMBANGUNGAN KEHUTANAN KABINET INDONESIA BERSATU II


Teman-teman Peduli Air,..
Bertempat di Hotel Confort Tanjungpinang, hari Selasa 22 Februari 2010, LA diundang Sekretariat Daerah Provinsi Kepri untuk mengikuti “SOSIALISASI PEMBANGUNGAN KEHUTANAN KABINET INDONESIA BERSATU II’. Acara dimulai pada pukul 10.30 wibb yang diikuti dari unsur Dinas terkait di Provinsi Kepri, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan, TNI, Kejaksaan, Mahasiswa, Akademisi, BP DAS dan LSM yang diperkirakan berjumlah sekitar 100 orang. Acara tersebut dipandu oleh Kepala BP DAS Kepri sebagai moderator dan Keynote Speaker dari Pusat Informasi Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, Bapak Sugeng.
Dalam pemaparannya, Bapak Sugeng menjelaskan bahwa Pembangunan Kehutanan Kabinet Indonesia bersatu II itu merupakan hasil pencapaian 100 hari Pemerintahan SBY dan Budiono. Ada 8 Program prioritas yang telah dirumuskan dan menjadi Misi Kementrian Kehutanan (2010-2014), yaitu :
  1. Pemantapan Kawasan Hutan
  2. Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung DAS
  3. Pengamanan dan Pengendalian Kebakaran Hutan
  4. Konservasi Keanekaragaman Hayati
  5. Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan
  6. Pemberdayaan Masyarakat di dalam dan sekitar Hutan
  7. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan
  8. Penguatan Kelembagaan Kehutanan
Setelah selesai pemaparan oleh Keynote Speaker, moderator memberikan kesempatan kepada Audiens untuk bertanya atau menyampaikan tanggapannya seputar materi tersebut.
LA mendapat kesempatan pertama menanggapi materi yang telah disampaikan oleh keynotespeaker. Pada kesempatan itu LA menyampaikan perlunya pengembalian kawasan Kebun Sawit menjadi Hutan Lindung di Kawasan Lindung Sei Pulai. Karena negara sudah sangat tegas menetapkan hutan adalah hutan dan kebun adalah kebun. Sebagaimana ditemukan di lapangan (lokasi hutan lindung) kebun sawit sudah merubah keberadaan hutan lindung sungai pulai. Luasnya diperkirakan 100 Ha lebih. Bahkan keberadaan pohon-pohon sawit itu berada sangat dekat dengan Waduk Sei Pulai. Jaraknya 10 -20 meter dari bibir waduk yang merupakan sumber air baku PDAM Tirta Kepri bagi memenuhi kebutuhan masyarakat Tanjungpinang. Implikasinya, daya dukung hutan dan lahan menjadi semakin menurun. Akibatnya ketersediaan air menjadi semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan menyusutnya air permukaan waduk sei pulai hingga mencapai 4,5 meter dari mistar pengukur PDAM. Kapasitas produksi PDAM menjadi terganggu. 5 dari 7 pompa penyedot air (intake) PDAM tidak dapat difungsikan karena telah menggantung dan berada di atas permukaan air. Padahal sudah beberapa kali di perpanjang oleh PDAM supaya dapat berfungsi. Akibatnya lagi, produksi air PDAM menurun dari keadaan normal 230 l/dt menjadi hanya 100 l/dt. Krisis air bersihpun melanda Kota Tanjungpinang. Pertanyaannya, ”Butuh berapa hari kah untuk mengembalikan kebun sawit tersebut menjadi hutan ?”. Soalnya permasalahan tersebut sudah seringkali dibahas oleh instansi terkait tanpa solusi kongrit, karena dilapangan masih ditemukan pohon-pohon sawit.
Acara yang berakhir pada pukul 13.00 wibb mendapat respon dari audiens mengingat Hutan dan Air seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahka. Pohon-pohon juga butuh air untuk hidup. Cuman tidak serakah manusia, yang bisa membuat manusia-manusia lain kesulitan air bersih dan pohon-pohon menjadi mati akibat ditebang dan dijarah. LA yakin, temen-temen tidak termasuk golongan itu. Coba temen-temen berikan pendapat dan komentar tentang hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar